Powered by Blogger.
RSS

USIA SENJA YG BERARTI…


Kencang nian bunyi mesin bus yang membawaku pergi..bau asap penuh sesak…tak enak lah rasanya…kembali ku teringat kejadian beberapa saat tadi dan bahkan sangat sering ku temui dikesehariannku..
**
Bara iko ciek nek (berapa ini satu nek)?ku bertanya pada pemilik kedai yang tepat berada di depan bangunan kokoh penuh rasa cinta pada sang penciptaNya...mesjid..Sang nenek menjawab: ” anam saribu ( enam buah seribu )..itulah awal pembuka ku berkenalan dengan sepasang usia senja..aku tak sempat menayakan siapa nama...yang kutanyakan hanyalah tempat tinggal nenek dimana?lalu iya menjawab: bodi nak...lai ndak jauh dari siko nek? ( apa gak jauh dari sini nek ) tanya ku lagi.
**
Perawakan tinggi besar dengan senyum di wajah..baru pulang nak? pertanyaan itulah yang dilontarkan sang usia senja kepadaku...sembari membalas senyum yang sudah mulai tak bagus..karena memang usianya sudah sangat senja..kelahiran tahun 1934..77 tahun yang lalu beliau dilahirkan..Dengan basa-basi ku ambil permen 6 buah dari botol permen yang dijual di kedainya itu..kuberikan uang seribu rupiah..mokasih yo nek ( terima kasih ya nek )...sebelum ku mulai berjalan lagi, duduak lah dulu ( duduk dulu ), sambil tersenyum ku iyakan perintahnya, mumpung mobil yang ku tunggu belum juga datang...mmm..sambil nunggu..
**
Lai sehat jo nek? ( ada sehat nek? ), kembali ku lontarkan pertanyaan yang sama ketika kubertanya pada nenek-nenek atau kakek-kakek yang kutemui. yo mode iko nyo, kaki sakik, kalau sumbayang pakai kursi ( seperti inilah, kaki masih sakit, kalau sholat memakai kursi), lagi-lagi aku tersenyum sambil menikmati makanan yang ada. Ntah suka tertawa atau gimana, yang jelas ketika berhadapan dengan sosok usia senja aku sering tersenyum, inspiratif dan bangga pada mereka semua.
**
Tunggu subanta yo ( tunggu sebentar ya), sang nenek berkata kepada ku, nenek katanya mau sholat dulu, iya mo sholat ashar katanya, sembari bertanya aku sudah sholat, mengangguk tanda sudah, maklum jam kantor berakhir setelah ashar. Ku perhatikan nenek dengan inpiratif, jalan tertatih, tapi dengan langkah pasti, sambil meringis, mungkin terasa ngilu di kakinya, umur senja yang dilaluinya tak menghalanginya untuk bisa menunaikan amanah wajib dari Sang Pencipta. Aku terenyuh, jalan yang agak terjal bagi si nenek untuk mengambil air wudhu, di samping kedai yang ada sumber air kecil namun jernih, mata ku tak lepas dari pandangan senyum dan gerak sang nenek.
**
Sembari menunggu sang nenek sholat, ku asyik bercengkrama dengan kakek, tepatnya suami nenek tadi, dengan memperlihatkan giginya yang sudah mulai berkurang, tepatnya banyak yang kurang, ia berusaha tertawa kepada ku. dengan santai kusambut keinginnya untuk bercerita kepada ku. Tiba-tiba ia menunjuk sebuah motor keluaran terbaru yang di pakai oleh sesosok yang tak ku kenal sama sekali, karena ku memang hanya singgah di tempat itu..Banyak yang punyo itu kini ( banyak yang punya itu (motor) sekarang ). Yap..kutanggap pendapatnya...memang tuk..(panggilan untuk kakek di daerah minang), mandapek annyo murah, tingga piti 500 ribu lah dapek ( mendapatannya murah, hanya dengan uang 500 ribu sudah dapat)..mmm senyumnya kembali mengembang...sudah lelah tampaknya berbicara motor, tukar pembicaran dengan usia, umur yang sudah 77, memang sudah tua dibandingkan umur ku..he..maklum baru belajar untuk memaknai setiap proses..selisih 54 tahun dari usia ku..lebih setengah abad memang..inspiratif..itulah kira-kira yang bisa kutangkap dari pembicaraan panjang ku dengan sang usia senja sambil menuggu mobilku datang..
**
Umur yang sudah lebih dari jatah umur yang rata-rata diberikan, batua( betul) katanya..sudah lewat dari umur nabi ketika meninggal 63 tahun..plus umur untuk atuk..tawa sumbringah dan menerawang jauh dari tatapannya..ku tak tau juga apa yang sedang dipikirkannya, yang jelas ku telah banyak belajar dari pertemuan kira-kira 30 menit tersebut..
**
Belajar dari kakek tua renta yang buta di zaman rasulullah SAW, bertanya kepada rasul, apakah wajib bagiku untu sholat berjamaah, kemudian nabi bertanya: ”apakah mendengar azan” ya..dengan tertatih dan keadaan seperti itu dan medan yang lebih susah dari sekarang beliau tetap ke mesjid...belajar dari usia senja yang berarti...^_^

Batusangkar, Rajab 1431 H

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: