Powered by Blogger.
RSS

Mereka Pun Merindukan Kakinya Tertapak di Raudah



Perlahan namun pasti bus berjalan meninggalkan kota budaya Bukittinggi. Sore itu dengan menumpangi bus yang lumayan sering kutumpangi, semabri mencari duduk di pososi samping urutan kedua...mmm sudah lumayan nyaman, sebelum jalan tiba-tiba naiklah seorang nenek pengemis dengan pakaian yang tak terlalu lusuh memang. Persis ia duduk disampingku, tersenyum dan berucap aman. Yup..begitulah seketika. Tak beberapa lama ku keluarkan buku yang sedang ku baca..Totto Chan..dengan spontan sang nenek berkata dia mau liat buku yang ku baca, kuberikan dengan agak ragu. Lansung ia sambut buku tersebut sambil mengamati dengan sesesama, namun tah apa yang ia pikirkan. Kulontarkan pertanyaan, bisa nek baco?(bisa nenek membacanya?)..Isnyaallah bisa katanya, sambil tersenyum..cerita selalu meluncur dari mulutnya..mulai dari soal keluarganya. Akhirnya kuberanikan diri bertanya sambil bercanda, kapan nenek mulai minta-minta..ia langsung jawab dengan tanpa beban, kira-kira sudah 2 tahun.mmm..lumayan lama gumam ku..ia dengan spontannya terus bercerita yang kadang kurang jelas maksudnya, namun untun menghargainya..ku iya sambil menganggukkan kepala..

Namanya Hayatul Bas..kutanyakan padanya..dengan senyum yang gigi sudah pada hilang, ia memuji namanya bagus..ku tersenyum..Cerita terus mengalir, sampai diakhir cerita ia sampaikan dengan aktifitas ibadahnya, karena sebelumnya kutanya apakah sholat, ia jawab ia dan juga puasa wajib bahkan puasa syawal dan berniat juga akan puasa arafa..mmm...subhanalla..dan terakhir..ia dengan jujur mengatakan berniat naik haji...kuulurkan senyum termanis padany, dan sekarang ia sudah kumpulkan uang sejumlah 5 juta rupiah..sertatih namun pasti..ia pun memimpikan kakinya sampai mencium ka’bahMu..(untuk yang muda rindu bersujud di RaudahMu)...
Bukittinggi, 16 Oktober 2010

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: