Powered by Blogger.
RSS

Sudah "Itsar" kah kita?


Saya terinpirasi dari buku yang berjudul MUSLIM BUKAN INDIVIDUALIS (Bagaimana Menumbuhkan Kepekaan Nurani dan Solidaritas Sosial)Karangan: Amru Khalid

Kira-kira bagian dari buku ini berisikan motivator, ilmu dan banyak lainnya. Saya akan coba ringkaskan sedikit bingkisan ini. Muslim bukan individualis!Salah satu hal yang ajaib. Betapa tidak, pada hari ini kita melihat suatu fenomena yang cukup aneh, umat Islam seakan menjadi suatu umat yang seringkali senang hidup di dunianya sendiri dan nyaris tidak mau berinteraksi dengan orang lain.

Islam itu suatu keunikan tersendiri yang mencakup dimensi vertical dan horizontal, Habuimminallah dan Hablumminannas.. Dia mengatur banyak hal mulai dari yang kecil sampai yang kecil sekalipun. Islam adalah jalan keluar dan resep mujarab untuk mengelola kehidupan ini. Banyak contoh Aplikatif dari kehidupan rasulullah dan kehidupan orang sholeh yang bisa kita ambil manfaat agar hidup dalam Islam lebih bersemangat, tak hanya menjalani namun memberi arti pada orang lain mininal untuk keluarga. Efek luar biasa pada diri sendiri jika mampu kita aplikatifkan.

ITSAR (Mnedahulukan Kepentingan Orang Lain)

Dalam sebuah forum lepas, sebagian orangbertanya tanya, tentang apa yang akan saya bicarakan. Saya katakan, ” Saya akan berbicara sifat itsar”

Dengan terus terang, ada yang bertanya kepada saya, Apa maksud Anda?dan menjawab” Ada bagian dari akhlak islami yang menjadi jurang pemisah antara kita dengan para pendahulu kita.

Kata Itsar tidak ada sinonimnya dalam bahasa inggris ataupun dalam bahasa perancis. Akhlak islami tak akan banyak bisa ditemukan di negara-negara.

Hanya ada di “madrasah” Rasulullah

Yang dimaksud dengan itsar adalah: Anda mengutamakan saudara muslim daripada diri sendiri. Konkretnya, memberikan salah satu nikmat duniawi yang Anda miliki untuk saudara muslim, sehingga ia bersenang-senang dengannya, sementara Anda tidak merasakannya.

Jika kita katakan, “Amru beritsar kepada Khalid,” maka maksudnya adalah bahwa Maru lebih mengutamakan Khalid daripada dirinya sendiri, karena Amru menginginkan pahala akhirat.

Jalan menuju Itsar

Orang yang berpergian dengan menggunakan kereta api akan melewati beberapa tempat perhentian (stasiun transit), hingga ia sampai ke stasiun utama yang ia tuju. Nah, stasiun utama kita adalah itsar sementara tempat perhenian yang lain adalah beberapa contoh berikutnya. Setiap kali melewati tempat perhentian, maka akan semakin dengan ke statiun utama, akan tetapi, sekali-kali jangan lupa bahwa kereta api tidak akan bergerak tanpa bahan bakar.Dan bahan bakar itu adalah Dzikrullah..

Berikan Kepadaku, wahai Rasulullah..

Oleh sebab itu, hafalkanlah bahwa tujuan itsar adalah : Anda bahwa mengutamakan ridha Allah di atas ridha selainNya. Bergegaslah untuk merealisasikannya!

Dalam kitab Ihya’u Ulumiddin, Imam Al-Ghazali mengatakan, sifat itsar terdiri dari tiga tingkatan:
Pertama, Anda menempatkan orang lain seperti halnya seoarng pelaya, Anda memberikan sisa-siasa Anda kepadanya dan ini adalah tingkatan terendah.

Kedua, Anda menempatkan orang lain seperti diri anda sendiri. Apa yang Anda ambil, seperti itulah yang juga anda berikan kepadanya.

Ketiga, Anda menempatkan orang lain di atas diri anda. Anda lebih mengutamakan kebutuhannya daripada diri anda sendiri.

Manakah di antara tiga tingkatan ini yang anda pilih?

Kepekaan rasa

Perasaan yang muncul dari kejernihan jiwa, sehingga dapat memahami kesalahan, serta mampu menjaga diri untuk tidak terjerumus ke dalamnya, baik dengan pandangan mata maupun senyuman wajah.

Rasullah tidak pernah berkata,” Biarkan aku dalam kesendirianku. Aku sangat lelah seharian” .sangat banyak kisah yang bisa kita ambil ibrahnya.



Dan kita disini sudahkan itsar pada saudara kita, pada siapa pun..saya disini juga masih belajar untuk itu, semoga bisa membuat kita tambah peduli dengan orang sekitar kita, karena kita adalah makhluk sosial dengan bahasa latin "homo homoni lupus"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: