Powered by Blogger.
RSS

Kali ini saya berkata pada mu teman..


“Kali ini saya berkata pada mu teman, bahwa tak selamanya kita bisa menjadikan diri kita sebagai orang yang selalu mampu membahagikan orang lain, tapi kita akan selalu berusaha membuat orang lain bahagia, itu letak duduk permasalahannya.”

Sebut saja lah ini sebagai sebuat catatan singkat selepas lelah, namun yakinlah waktu menumpahkannya saya tidaklah dalam batas lelah, karena kita sebenarnya tak pernah lelah, namun yang lelah itu di sini, di jiwa kita sebenarnya. Saya lagi-lagi tidaklah mengupas buah yang manis, karena kehidupan baru akan manis terasa jika kita ada proses dalam mengupasnya. Bisa diartikan bahwa yang memiliki kulit tentu sudah jelas tak manis kulitnya, namun di dalam ada pelega selera.

Berbicara membahagiakan orang lain tentu pasti tidak akan pernah lepas dari serangkai proses dan kegiatan, jika bisa dikatakan tak mutlak hanya satu kegiatan, tapi sangat banyak kegiatan, kita tak hanya bisa sekali membahagiakan orang lain, Karena kita punya nurani dan selamanya nurani tak bisa dibohongi. Belum lagi itu permasalahan diri yang kerap membuatk kita mengabaikan orang lain.

Mampukah kita menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain? pertanyaan ini tentu kita lah yang bisa menjawabnya, begitu juga kita yang akan membuktikannya. Saya berbicara seperti ini tentu bukan tanpa alasan karena saya juga ingin selalu membahagiakan orang lain juga yang pasti orang-orang terdekat saya.

Banyak rangkaian kejadian yang telah mengajarkan pada kita bahwa orang lain pun sama kedudukannya dengan kita, maka marilah kita memandang secara general karena Allah pun menilai bukan karena bentuk dan rupa namun karena keimanan dan ketaqwaan hambaNya..nah kita telah diajarkan dari dahulunya sejak kita dilahirkan kedunia ini, bahwa kita bukan hanya milik kita namun milik semua orang, kita milik keluarga kita, tanpa mereka pun kita tak bisa berbuat apa-apa.

Saya teringat ketika berbincang dengan pelajar sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah umum, saat itu mereka bercerita panjang lebar bahwa bukankah saya hidup berkat perjuangan banyak orang, terlepas dari semua itu, ada zat yang maha kuat membuat saya bisa kuat dan bertahan sampai saat ini dengan segala keterbatasan yang saya punya. Begitulah kira-kira redaksi penyampaiannya. Sudahkan sekarang kita mengerti bahwa kita bukan hanya milik kita sendiri, namun milik orang lain, sekalipun kita berprestasi karena diri kita namun ada banyak pihak yang punya andil besar dalam hidup kita, tak malu kah kita pada diri sendiri bahwa saya tak mau membahagiakan orang lain..terbayangkah dalam diri kita, hidup sendiri, saya yakin saya pun tak akan sanggup untuk itu. Maka kita disini memang sangat mau membahagiakan orang lain, terlepas dari segala apa yang kita inginkan..

Merunut satu persatu perjalanan hidup kita, mulai dari kita dilahirkan ke dunia ini, sampai saat kita sebesar ini pun, masih saja butuh orang lain, dan kita memang butuh siapa saja, tukang sampah sekalipun jika tak ada, apa jadinya dunia ini atau mungkin sudah jadi dunia sampah, saya tak mampu untuk ucapakan bahwa saya bisa hidup sendiri, karena saya memang butuh orang lain..
Dalam helaan nafas kita pun ada andil besar orang, silahkan kita tanya pada diri kita sendiri? saya pun juga, namun sangat banyak kadang-kadang saya pun kurang menyadari ini, bahwa saya bukanlah apa-apa tanpa mereka semuanya.

Kali ini saya berkata pada mu teman, bahwa banyak kisah perjalanan yang engkau ajarkan pada saya, sehingga saya bisa mengerti bahwa hidup tak selamanya indah, hidup banyak liku, kadang naik kadang turun, kalau engkau pun susah, aku ikut susah, bahwa kita adalah satu tubuh. Semoga selamanya kita bisa membahagiakan orang lain dan juga membahagiakan diri kita..kali ini saya berkata padamu teman..dalam bahasa lisan dengan jiwa ini..teruntuk saudara-saudara ku tercinta..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: