Powered by Blogger.
RSS

Lapak-lapak tak berpenghuni


Hujan masih saja akrab dengan alam saat-saat ini, seakrab induk ayam menanti anaknya yang mencicit kehilangan jalan seraya senja telah datang karena tak mampu melihat jalan pulang.Tapi tidahkah kita tahu ada berkah disana, di setiap tetesan hujan turun. Di lapak-lapak depan hamparan sawah yang tersenyum girang setiap saat disirami air. Namun, tidak untuk lapak-lapak depannya kosong tak ada orang, sebelahnya terhidang luasnya tanaman cabe, yang biasa digulir tanam. Lapak-lapak tak berpenghuni, kosong tak ada orang. Di balik jalan menurun ada sungai yang tak terlalu besar jadi sumber air pengairan, tapi tidak untuk musim ini, tak perlu hirau karena hujan sering sekali turunnya. Lapak-lapak tak berpenghuni, kali ini kosong, bukan karena tak ada pemiliknya, penghuninya sedang mengais untung penjualan cabe merah di pasar tradisiona karena memang harga cabe membumbung tinggi, petani diuntungkan?saya pun kurang paham, namun lapak-lapak bagi saya tak terlalu penting untuk dihuni jikalau petani selalu sejahtera dengan masa-masa seperti ini, semoga saja tak ada lintah darat yang mengambil keuntungan mereka, saat lapak-lapak tak berpenghuni, ada banyak tawa yang akan hadir untuk keluarga mereka, anak-anak mereka yang menanti orang tua dari pasar, setidaknya membawa sedikit hadiah berupa perlengkapan sekolah bagi buah hatinya, seolah terbawa suka, anak-anak selalu menghargai jasa, belajar yang utama, berlari mengejar mimpi yang suatu saat lapak-lapak ini kan dijadikan tempat berbagi suka dan pengalaman saat kami telah sukses..saat kali ini lapak-lapak tak berpenghuni..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: