Powered by Blogger.
RSS

Kekerdilan jiwa..


Lantunan murattal Ustd. Hani Ar-Rifai sangat jelas terdengar dalam ruangan yang tak terlalu besar, hanya berukuran empat kali lima meter. Sangat jelas sekali, sambungan kata per kata yang memberi energi ruhiyah sangat tinggi. Jikalah diterjemahkan dalam bahasa syair tak kan pernah ada yang mampu menandingi isi kandungannya.

Beberapa saat waktu itu akan berputar, hanya sesaat dan dalam hitungan detik, ia akan terus mengalir seperti air yang mengalir sangat cepat sekali. Darah yang mengalir dalam tubuh-tubuh kita ikut mengikuti getaran-getaran jiwa yang haus akan cinta dan rindu akan jiwa-jiwa yang cinta akan setiap lantunan nama-nama Mu, lantulan ayat-ayat cinta Mu.

Perlahan-lahan namun pasti ia akan menembus sebuah naluri kejiwaan namun tidak untuk sebuah retorika yang mengatasnamakan keangkuhan dan kesombongan. Seperti kesombongan syetan ketika diperintahkan untuk bersujud kepada nabi Adam AS. Ada benteng keangkuhan yang sangat tinggi untuk sebuah kata perenungan yang dalam. Dan keangkuhan akan melahirkan kekerdilan jiwa.

”Jiwa-jiwa akan sirna, yang tersisa hanya sebuah naluri keimanan, jiwa-jiwa akan musnah kecuali ada ruhaniyah, apakah itu baik atau buruk, ia akan terus hidup selamanya dalam alamnya. Jiwa-jiwa yang kerdil akan ikut lari, yang tinggal hanya sebuah roh yang tak berjasad. Kala keangkuhan akan hilang dan sirna saat keimanan terus bersemanyam dalam jiwa-jiwa yang selalu tertunduk pada Zat Pencipta.”

(Saat gema-gema Ayat-Ayat cinta masih saja terngiang-ngiang jelas sekali dalam batas kekerdilan jiwa untuk selalu menghambakan diri pada Mu)

gambar:http://tazkiatunnafs.multiply.com/journal/item/652

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: