Powered by Blogger.
RSS

Berbagi mimpi..



Satu potong roti itu masih saja terbungkus dengan plastik bening yang rapi, lelaki tua yang berdiri di ujung jalan ini masih sibuk memperhatikan setiap orang yang lewat di trotoar sebelah halte tersebut. Aku tepat duduk tepat sejajar di ujung jalan sebelah sana. Kadang aku suka sedikit mencari sesuatu yang membuat ku bisa sedikit mengambil hikmah disetiap perjalanan ini. Panas daerah kota yang membuat peluh para pengguna jalan sudah mulai menetes dari kening mereka, banyak ibu-ibu muda menggunakan payung sepagai pelindung dari panas terik siang menjelang sore kali ini. Aku masih saja duduk di halte menunggu jemputan datang, bukan jemputan tepatnya namun keluarga ku yang kebetulan lewat disana sehingga jadilah aku siap untuk menunggu barang sejam karena sekalian ada keperluan yang akan diurus.

Lelaki tua itu masih saja mengamati setiap mengunjung jalan yang bagi ku ternyata mengundang rasa ingin menyapa sang lelali tua. Bisalah jika hanya untuk berbicara sebentar. Ku ayunkah langkah menuju lelaki tua yang tepatnya seumuran kakek ku, ku sapa dengan sopan sambil ku ambil posisi duduk tak jauh darinya. Dengan hangat ia sambut sapaan ku, serta merta dari mulutnya langsung keluar banyak kata-kata, sehingga aku dengan setia harus medengarkannya. Beliau berkata-kata tentang sebuah mimpi, mimpi yang terus mengalir dari ucapannya seraya binar mata yang tak lepas dari sorot mata tajamnya.

" Mimpi yang bagi ku seperti cahaya dalam malam,
seperti bungkusan roti ini ini yang akan ku serahkan pada cucu ku,
seperti cinta ku yang tak akan pernah pupus untuk sebuah harapan,
seperti kegigihan ku untuk tetap menjaga kesehatan ku,
seperti kecintaan ku pada pemilik tubuh ku ini,
Aku yang tua dengan sejuta mimpi,
seperti kegigihan umar untuk selalu membahagiakan rakyatnya,
walau aku bukanlah manusia hebat,
hanya seorang tua yang punya mimpi besar,
mimpi yang sangat dalam,
sedalam kasih Allah pada hambanya,
sedalam indahnya dasar samudra,
Aku hanyalah tua yang punya mimpi itu,
karena sebagian mimpi telah ku raih,
mimpi-mimpi keduniaan ku,
semuanya telah ku dapatkan,
dan kini aku punya mimpi akhirat untuk mencium wangi surgaMu..
dan untuk selamanya menetap di surgaMu.."

Aku masih saja setia mendengar kata-kata dari mulutnya dan selajutnya dia terus bercerita dengan penuh semangatnya walau renta telah di ujung waktunya. Bagi ku cukuplah membuktikan bahwa kita punya mimpi untuk terus mewujudkan mimpi-mimpi itu menjadi nyata dan bersinar terang..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: