Powered by Blogger.
RSS

Jeritan Pejabat Bangsa..


Beberapa tahun, beberapa waktu, beberapa saat saya kembali menelaah sebuah paradigma yang akhir-akhir ini sering kita dengar di media, kisah klasik yang sering berulang, mengambil hak orang lain, ntah itu dari segi materi ataupun dari segi kebebasan bertindak. Apapun itu bentuknya tetaplah sebuah paradigma kejahatan yang tersistem.

Menyaksikan dan mendengar jeritan pejabat yang kata orang-orang sudah sangat kaya dan sejahtera, namun masih banyak yang mengeluh, inilah, itulah dan masih banyak lagi yang punya keterbatasan. Sekilas mendengar pejabat yang terbayang di benak kita adalah orang besar yang punya banyak impian sangat tinggi. Tidak..tidak..bukan itu saja, pejabat adalah orang yang kaya hati, kaya jiwa dan kaya toleransi untuk kebaikan. Sekarang mari kita pikir ulang lagi, banyak orang berbondong-bondong ke kota metropolitan, mulai dari yang tak punya tempat tinggal sampai yang punya banyak rumah, sehingga jika dihitung kamar di rumah sudah sangat berlebih sehingga banyak kamar dan perabot rumah hanya sebagai barang pajangan akibat tak pernah di gunakan. Sungguh ironis realita di negeri ini.

Tenang..tenang..saya bukan sedang membandingkan namun inilah yang terjadi di negeri yang katanya sudah sejahtera. Belum sejahtera, buktinya masih banyak pejabat pun yang menjerit kalau ia belum sejahtera. Pejabat saja belum bahagia, bagaimana dengan orang biasa yang tak punya apa-apa?Baiklah teman, kita sedang belajar menilai dan mengambil sesuatu yang menjadi hak kita dan kita tidak diajarkan untuk menjadi orang yang menindas orang lain. Pernah lihat film My Name Is Khan?..Ada sedikit yang bisa kita ambil hikmahnya..perkataan seorang ibu pada anaknya.."di dunia ini hanya ada orang baik dan jahat". Nah..kita mau jadi yang mana?Baik dan jahat sangat luas penjabarannya, sangat luas sehingga jika pun dijabarkan intinya tetaplah sebuah kebaikan serta kebenaran dan kejahatan itu adalah sebuah kesalahan. Sehingga jika ada orang baik yang menjerit maka ia bukanlah orang yang baik karena orang baik adalah orang yang melihat sesuatu dari kacamata kebaikan. Kebaikan ini akan berbanding lurus dengan keimanan. Pejabat yang baik adalah yang bisa menempatkan sebuah porsi kebenaran pada tempatnya. Sehingga kejahatan tidaklah menjadi kesenangan yang tersembunyi karena ia tidak hanya bisa dilakukan akibat kekurangan namun kadang kala karena kesempatan jahat yang diberikan pada dirinya.

Kita sedang dididik menjadi orang yang baik sekalipun dari dulunya agama kita mengajarkan bahwa menjadi baik akan selamanya dihalangi oleh keburukan yang membuat kita ragu..tetapi teman, ketika kita bisa memilih kebaikan diantara banyak keburukan itulah yang jauh lebih baik..

Semoga saja tak banyak lagi pejabat bangsa yang menjerit karena sesungguhnya kaya itu di hati, kaya itu di jiwa dan ketenangan ada di iman masing-masing..Sudah pantaskah setiap pejabat mengeluh karena sesungguhnya yang harus mengeluh adalah miskin yang untuk makan sehari saja harus banting tulang..Tidak..tidak..saya tidak membandingkan namun inilah nyatanya. Sekarang kita dididik untuk melihat kesekeliling, sudahkah kita bersyukur atau sebaliknya?

Tulisan ini hanyalah sebagai refleksi sebuah jeritan yang sering kita dengar di media namun media tak seutuhnya benar karena benar itu adalah baik sehingga baik adalah seperti yang saya uraikan di atas..Semoga saja ini sebagai bagian muhasabah dan renungan untuk diri kita sendiri, selajutnya teruslah menjadi baik karena ia membersamai kebenaran..jika sudah baik dan benar, tak ada lagi kita dengar jeritan..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: