Powered by Blogger.
RSS

Bahagiakan Mereka..

Subuh masih beberapa jam lagi masuk, dinginnya sepertiga malam sampai masuk ke celah-celah rumah tua kami yang memang banyak ruang kosong yang tak tertutup penuh. Menghidupkan api tungku serasa lebih hangat di pagi sebuta ini seiring dengan sujud panjang yang tergelar di atas kain sederhana yang dari kecil dahulu kami kenal dengan sajadah. Ketika kecil sajadah sederhana pemberian orang tua kami. Selalu terima mukena kecil sekali setahun, namun tidaklah lamanya yang kami senangkan namun mungkin saja karena hadiah puasa kami ketika kanak-kanan.

Tidak..tidak..bukan hadiah tepatnya karena kami tak pernah meminta hadiah, bagi kami pemberian orang tua adalah suatu yang membahagiakan. Sedari dulu kami tak pernah dididik untuk meminta hadiah sehingga apapun itu pemberian orang tua serasa berharga. Kami dididik untuk memberi sekalipun yang kami berikan hanya sedikit, kami dididik tak pantang menyerah sehingga kami akan berbuat banyak untuk raih cita kami, kami hidup dalam dididikan contoh, tidak dididik dalam banyak ucapan, kami dididik dalam kepercayaan diri sehingga ada sebuah keinginan untuk maju, kami dididik dalam penderitaan harta namun kami tidak miskin hati. Inilah yang mengajarkan kami akan sebuah kesyukuran, akan sebuah pengorbanan dan akan sebuah perjuangan. Bagi kami tak perlu banyak hadiah, hanya sebuah paradigma kebahagiaan cukuplah menjadikan kami mengerti bahwa hidup itu harus berarti.

Sedari kecil kami dididik untuk mencintai mesjid, sehingga ntah mengerti atau tidak, ketika azan telah berkumandang kami sudah pontang panting berlari ke mesjid tak jauh dari rumah, sehingga satu hal yang masih kami ingat sampai sekarang, saat selisih umurku dengan adik laki-laki ku hanya setahun lebih, bisa dibayangkan kecilnya kami ketika itu, aku belum masuk sekolah TK, apalagi Ia. Habis sholat di mesjid, kami pulang bersama, karena dididikan itu ku dapatkan dari orang tua, sayangi adik, sekalipun tak pernah mereka ucapkan tapi itu selalu tertanam di hati ku. Rumah kami yang tepat berada di penurunan jalan, ku "gendong" belakang (jangki=Minang.red) adikku, terbayang badan yang sama-sama kecil, sehingga tak ada keseimbangan, ketika tepat di jalan itu, adikku sampai jauh ke depan melewati kepalaku..tapi tidak..kami anak-anak, walau sakit, hilang sudah semuanya...Orang tualah yang mendidik kami untuk menghargai sesama walau kadang kami lupa untuk bisa dihargai orang lain, namun tidak..tidak..kami tak ingin penghargaan. Yang kami inginkan hanyalah membahagiakan mereka.

Saat azan subuh sudah berkumandang..lenyap sudah cerita masa kecil kami di atas sajadah sederhana pemberian mereka. Bagi kami hanya ada keinginan besar untuk membahagiakan mereka..dengan perjuangan dan pengorbanan serta tak pantang menyerah yang kami dapatkan dari hasil dididikan mereka. Semoga ada masa untuk berbakti lebih banyak dari kami seiring harapan dan usaha terus bahagiakan mereka orang tua kami tercinta..

"Ya Alloh..Ampuni dosa kami, dosa kedua orang tua kami dan sayangi mereka seperti mereka menyayangi kami sedari kecil.."Amin..ya Rabb..


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: