Powered by Blogger.
RSS

Mengayuhlah Sampai Tujuan


Hujan turun dengan derasnya, membasahi bumi di waktu ketika hamba-hamba beriman tengah menangisi kesalahan dan kekhilafan diri, tengah berlama-lama bersujud denga penuh di cinta di atas sajadah lusuh. Hujan perlahan telah berganti dengan gerimis, seakan mengikuti suara hati pemilik tangan-tangan yang memohon ampun.


Masih beberapa jam lagi waktu subuh masuk, seakan pekat malam telah melenakan kita dengan tidup panjang, hanya ada angan-angan kosong tak bertepi dari pemilik jiwa di sudut lorong waktu yang lain. "Ah sudah lah, saya tak mampu berbuat apa-apa lagi"..cerutunya, menyumpah serapah sembari meneguk sebotol minuman bening yang mungkin alkhohol karena tubuh sempoyongan yang dipaksakannya berjalan menembus malam untuk segera pulang ke peraduannya, menghempaskan badan ke tempat tidup tebal busa dengan segenap fasilitas lengkap.

Langit sudah tak menagis lagi, sujud panjang itu telah diakhiri dengan salam witir sembari beberapa saat lagi subuh akan berkumandang. Tak beberapa lama subuh telah menggema ke seluruh pelosok negeri, bersahut-sahutan memberi getaran dalam jiwa-jiwa jernih menghamba. Di lain tempat, terdengan keras suara orokan sebagai bukti ada penyakit yang bersarang dalam tubuhnya, pulas sudah ia tertidur sehabis semalaman meneguk minuman, sudah jelas sampai malam lagi ia akan tertidur.

Dua sisi itu yang bagi ku sangat berbeda dan sangat menyita pikiran ku, karena memang kita sedang berada dalam perjalanan yang selalu dihadapkan akan dua hal yang berbeda, dan ditutut untuk bisa memilih mana yang baik, perjalanan yang dibekali ilmu serta yang pasti adanya akal pemberian Sang Pencipta. Mau kemanakah kita mengayuh kereta kehidupan ini? Akankah kita menjadikan diri yang sembari bersujud padaNya atau malah menghabiskan malam dengan kesia-siaan? Kita sedang mengayuh kereta di jalan yang berliku, penuh duri, banyak jurang bahkan seketika kita harus berhenti sejenak untuk turun lalu menyeret kereta agar tak jatuh dalam jurang yang dalam karena jalan yang sangat kecil, kemudian kita akan kembali mengayuh, namun di jalan yang banyak cabang, tinggal bagaimna kita menentukan cabang jalan yang manakah yang akan kita ikuti..maka mengayuhlah sampai tujuan dengan jalan yang baik dan penuh keberkaha selamanya kan kita temukan suatu waktu disaat kita sama-sama berkumpul pada tempat yang sangat menyenangkan..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Ida Nur Laila said...

nice posting bunda. Renungan yang cukup dalam.