Powered by Blogger.
RSS

Saat Nyawa Tak di Badan Lagi


Hujan turun sangat lebatnya, air menggenang di jalanan yang biasa tergenang karena kurang perembesan di samping kanan dan kiri jalan, hanya ada sawah yang mulai ditanami padi yang masih hijau tegak. Deru-deru mesin mobil yang terkena air hujan menggenang menembus jalan utama. Tak lama lagi ada sederetan mobil yang membawa jenazah yang jelas tak bernyawa lagi.

Ada duka yang teramat dalam dalam wajah-wajah milik keluarga dan para pelayat yang berseragam hitam-hitam, hujan masih saja menyisakan tangis saat jenazah di angkat ke ruangan besar milik keluarga, hanya ada teriakan-teriakan histeris keras, pekikan demi pekikan yang belum sabar menerima kenyataan bahwa orang yang sangat dicintai telah dahulu di panggil oleh Yang Menciptakannya. Tangisan yang berlomba-lomba dengan derasnya hujan menambah suasana duka, jenazah yang tak bisa lagi berkata-kata hanya bisa ditangisi deras seperti itu. Aku hanya bisa terdiam menatap banyaknya pelayat. Semua orang hanya sibuk menyaksikan suasana duka sembari mengirimkan do'a.

Saat nyawa tak lagi di badan, tak ada yang akan di bawa selain amal dan badan yang dibungkus dengan kain kafan putih. Tak guna harta berlimpah, kekuasaan besar, kendaraan mewah, ia hanya sebagai bagian dari kehidupan, selamanya tak kan pernah di bawa.

Saat kita lahir ke dunia, semua wajah bahagia karena kehadiran kita, ada bahagia yang teramat dalam dari wajah-wajah keluarga, tangis yang kita keluarkan sebagai bukti kita telah lahir di sambut dengan tawa lepas dan syukur yang teramat dalam. Sembari azan dilirihkan di telinga kita. Namun, jika nyawa tak lagi di badan, tangis banyak orang yang mengiringi kita. Akankah kita di didik menjadi orang yang baik, ketika hidup selalu menularkan kebaikan, sehingga kelak jika telah tiada sangat banyak orang lain kehilangan, atau sebaliknya?

Saat keranda kematian telah diusung menuju tempat penguburan, tak ada lagi yang tersisa, hanya ruangan kecil, gelap yang akan setia menemani tubuh kita sampai datang hari akhir. Aku belajar akan banyak hal, bahwa hidup ini hanyalah sekejap saat kusaksikan, tubuh tak bernyawa itu perlahan di masukkan ke liang lahat, di tutup kemudian ia hanya tinggal sendiri di dalam sana. Tak ada yang menemani kecuali amalnya saja.

Kita yang sekarang berstatus sebagai pelayat, suatu saat yang telah Allah SWT tentukan akan melewati masa itu, sehingga marilah sahabat kita awali setiap hari dengan senantiasa meyakini bahwa hidup sangat singkat dan harus kita buat menjadi berarti dan bermanfaat dengan sembari memperbaiki diri dan beribadah sebaik mungkin karena saat nya tak di badan lagi, maka semuanya telah terlambat..
(saat jadi pelayat..ku temukan banyak hikmah dalam kehidupan yang fana ini)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: