Powered by Blogger.
RSS

Orientasi Kita?


Di sudut pandangan mata sore, jauh sekali menembus cakrawala alam. Menjauh sekali karena gelap sudah menaungi alam dengan awan yang sudah tak sanggup lagi menanggung beban kandungan titik air. Perlahan jatuh sudah titik titik kecil ke bumi pertanda berkah dari yang di Atas akan turun. "Sayangilah yang di bumi maka yang di langit akan menyayangi mu".

Dalam hening sore bercampur suara titik hujan, seorang anak bertanya pada ibunya, "untuk apakah kita di dunia ini?" Sang ibu menjawab dengan sebuah cerita dan nasehat:

Kita hanya punya tubuh ini untuk kita gunakan sebaik-baiknya, kita hanya punya nikmat pemberian dari Yang di Atas, nikmat yang jika kita hitung tak kan sanggup kita menghitungnya. Berlari pun kita mengejar dunia maka ia akan terus berlari meninggalkan kita karena dunia hanyalah ibarat bayangan kita sendiri. Semakin kita dekati maka ia akan semakin menjauh, namun jika tak kita lihat ia akan terus mengikuti kita.

Aku, kamu dan kita semuanya sedang berada dalam dunia ini, dunia yak tak lah kekal, hanya kefanaan belaka. Sehingga pernah Ustman Bin Affan berkata "Dunia ini adalah kegelapan dan Akhirat adalah cahaya"..Kita tentu menginginkan dunia bercahaya dan akhirat bercahaya, namun yakinlah untuk mendapatkan dunia, kita hanya perlu berorientasi pada akhirat karena jika kita mendapatkan akhirat maka sudah pasti kita mendapatkan berkah dunia. Sejatinya sibuk dengan akhirat daripada sibuk dengan dunia hanyalah milik orang-orang sukses sedangkan sibuk dengan dunia daripada sibuk dengan akhirat adalah orang yang celaka, lebih jauh lagi kita melihat sibuk dengan keduanya sekaligus hanyalah akan menjadi orang yang kritis karena suatu saat ancamannya akan jauh lebih berat.

Titik titik hujan sudah berangsur reda, namun ada gerimis di hati sang ibu bahwa orientasi kita apa?dunia or akhirat..Perlahan gemelayut kuning di ufuk barat telah terlihat berganti senja yang temaram dengan bias-bias kekaguman bahwa alam sebentar lagi akan berganti sunyi dan kita tentu akan bersiap-siap menatap orientasi masa depan akhirat kita. Menembus cakrawala visi dan misi dalam pribadi dan keluarga untuk selajutnya menjadi sekumpulan kebaikan yang akan terus mengalir menjadi sungai keimanan..

Sang anak telah terpekur memahami nasehat sang ibu sembari mencium kening tangan ibu dan bergelayut manja di bahu, duduk di sebelah pangkuan ibu sembari menatap gugusan bintang di malam hening ini. Menatap dan menyatukan semangat dengan berorientasi pada akhirat maka bayangan dunia akan selalu mengikuti kita..^^


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: