Powered by Blogger.
RSS

University of Life



Banyak yang bertanya, sampai dimanakah engkau mampu menjalani hidup ini? Tentu jawabannya akan berbeda dari masing-masing mulut manusia. Tidak bisa digambarkan dengan logika, tak bisa dibayangkan dengan nalar, butuh proses dan hikmah untuk menjalani kehidupan ini. Semenjak kecil, mungkin setiap kita bisa tertawa lepas tanpa beban, bisa menangis keras tanpa tau sakit hati dari tangisan itu, habis begitu saja ketika air mata sudah hilang di pelupuk mata.

Apa yang ku pikir tentang pagi dan senja hari, ia sebuah peradaban kehidupan yang senantiasa memutar dengan penuh imajinasi. Penuh inspirasi, tak banyak orang bersama mu disini membangun peradapan kehidupan ini. Yah..kehidupan ini, ia tak bisa di dapat hanya dari jenjang pendidikan formal di bangku sekolah dan bangku-bangku perkuliahan, ntah itu sampai jenjang ke berapa pun? Yah..kehidupan penuh makna, tak hanya bisa di dapat dari jenjang karir yang tinggi, tidak teman, ia butuh pembelajaran, butuh penalaahan yang dalam.

Apakah aku terlalu berpikir dalam? Tidak teman, hanya bisa sedikit berbagi, bahwa perkuliahan sejati tidaklah di bangku formal, inilah hidup sobat. Kadang, berjalan mulus tanpa rintangan, tersenyum bahagia menyaksikan para muda-mudi berjalan penuh semangat, kadang ia pun menangis tak tahu sebab, lalu lalang manusia tanpa henti mengejar dunia yang tak berarti. Ah..sudahlah, terlalu banyak retorika, hanya ada topeng-topeng berwujud tak sesuai jati diri, ia di makan oleh ke egoisan. Ah..sudahlah, terlalu banyak kemunafikan, tidak teman..saya sedang dalam keadaan sadar, sedang berusaha menilai dan mengambil hikmahnya untuk diri yang masih banyak kurangnya.

Sudah lama berada di sini, di bumi yang Engkau ciptakan sangat indah, indah sekali, sampai mata ini tak berkedip saat menyaksikan keindahan yang Engkau berikan. Tapi, tidak teman, semuanya hanya akan jadi fotamargana kala diri tak mampu bersyukur. Inilah hidup sobat, kadang bukan masalah waktu dan umur, tapi ini masalah dewasa, kemampuan diri menerawang jauh pada setiap dimensi kehidupan ini. Yah..Realita kehidupan lah mengajarkan ku banyak hal, banyak orang yang sangat baik, tentu sangat banyak sekali orang yang jahat, sekalipun pada dasarnya ia tak memilih pada yang jahat, kehidupan jualah yang menariknya jauh pada kebaikan. Banyak juga topeng-topeng manusia yang menyamar ambisi sesaat, lalu menghilang tanpa bekas. Yah..sudahlah..kehidupan jualah yang beraksi di sini. Walaupun pada dasarnya setiap kita punya pilihan, pilihan menjadi yang baik, namun ia kejar mengejar dengan kebaikan yang terlalu suci untuk kau rampas. Ahh..aku sedang tidak mengeluh, tapi aku sedang belajar, memaknai hidup ini dalam putaran masa yang senantiasa banyak mengajarkan kekokohan keimanan, semoga begitu juga dengan mu teman. Karena cita kita sejatinya hanya ingin berkumpul bersama di JannahNya.

Topeng-topeng itu tidak berpenghuni teman, ia hanya singgah lalu pergi tanpa bekas. Ah..sudahlah..jangan kau bawa-bawa topeng dalam urusan ini. Ini hanya urusan naluri kemanusiaan, kadang bisa baik, kadang pun bisa memangsa orang-orang tak bersalah.

Tulisan ini sengaja ku tuliskan dalam bentuk yang berbeda dari tulisan-tulisan sebelumnya, kadang ada personifikasi, sekalipun coba ku ulas dengan bahasa deskriftif. Ah..sudahlah..Ia lagi-lagi hanya sebuah pencitraan dengan arah yang jelas bahwa “inilah hidup sobat” dalam nyatanya dunia ini, tak bisa kau dapatkan dalam bangku-bangku formal sekalipun..”Hidup Manusia”. 

Tetaplah baik, sekalipun badai kekuasaan menerjangmu,

tetaplah santun sekalipun hati mu sedang gundah,

Tetaplah jujur sekalipun semua orang membencimu

Karena kejujuran itu berdarah-darah..

Tetaplah tersenyum, sekalipun hatimu sedang remuk

Tetaplah gigih membentuk peradaban kebenaran,

Sekalipun semua orang tak sejalan dengan mu

Tetaplah berjalan sampai kelelahan lelah menyertai mu

Karena sejatinya engkau sedang berjuang selamanya,

Menembus batas-batas kenormalan bagi sebagian orang..

Tetaplah tegakkan kepalamu, tatap masa depanmu, sekalipun jalan itu berliku

Karena janji Pencipta mu itu pasti..

“Hidup Manusia” dan kembalilah pada Rabb mu,

selanjutnya akan engkau rasakah dimensi lain dari hidupmu yaitu “SYUKUR”


Payakumbuh “ 22-06-2014” Sejuta Laskar Bersemangat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: