"Kegundahan itu menghimpit, terhimpit, bahkan ia tak mampu berlari kencang lagi, menepi, menyudut lalu berurai air mata. Setiap diseka, ia kembali berurai dengan segala asa kehabisan kata-kata yang tak bertuan, kemudian hilang, sendu terbawa semilir angin pencerahan"
Ekspedisi dimulai, bisa lah sebagai bekal semangat yang baru atau memang sedang ingin menyegarkan diri, kembali berbagi nostalgia dengan alam-alam yang tak sabar lagi untuk dijamah, yah..ingin kembali menikmati alam Mu tuhan dengan segala keelok-kan nya.
Meluncurrrr, "Aia Tajun Lubuak Batu Bulan". Tak gampang memang untuk menaklukkan mu, sekokoh batu-batu besar yang mengelilingi mu, seperti itu juga tak gampang engkau untuk diraih. Ah..sudahlah terlalu puitis saya:)..mmm. Langsung saja, Perjalanan di mulai menuju Mungka melewati Simpang Kapuak, kalau saya hafal jalannya, dari arah Lampasi setelah jembatan Lampasi kita belok kanan, setelah sampai di mungka, masuk terus menuju Simpang Kapuak. Perjalanan kali ini, insyaallah akan ditempuh selama kira-kira satu jam dengan motor dan tiga puluh menit lagi berjalan kaki.
Bekal kemampuan mengendarai motor bisa dipraktekkan disana, tak apalah selagi masih ada kesempatan. Tak terbayang sebelumnya, kalau jalan yang akan ditempuh sangat berbahaya, syukurlah semingu sudah hujan tak turun, sehingga aspal coklat tak perlu hidup pula untuk menghiasai jalan yang memang kurang layak untuk ditempuh. Awalnya biasa, lobang-lobang di jalanan tanah bisa terlewati dengan aman, persis setelah habis jalan tanah, persimpang dua, kita belok kiri, ada jalan baru dengan sedikit semen, lebar kira-kira 1 meter, yah maksimal 1,5 meter an.
Tak terlalu yakin memang, benarkah ini jalannya? soalnya teman-teman yang lain sudah maju duluan. Ternyata benar, motor matic jadi korban, mmm dipaksa untuk menanjak tinggi, jalan berbatu, derjat ketinggian yang lumayan curam, tebing di sebelah kirinya dan jurang sebelah kanan.
Cukup menantang nyali, sampai salah satu diantara kami, motornya merosot kebawah karena rem kiri alias rem roda belakang tak lagi mampu menahan beban, syukurlah ada penduduk yang lewat dengan seketika memegang rem kanan roda depan,
Alhamdulillah berhasil melewatinya.
Tak cukup sampai disana, ada beberapa yang tak bisa motornya naik, karet rem sudah berbau, jalan kaki menanjak siap jadi pilihan.Mmm, lega rasanya, tapi belum usai kawan, masih banyak tantangan berikutnya. Siap, menguji nyali dengan jalan tanah liat yang agak kering, syukur lagi-lagi hujan belum turun, sehingga aspal tanah tak perlu hidup.
Landai nama daerahnya, lanjut menuju kubang balambak, Kabupaten Lima Puluh Kota. Jujur kawan, sebelumnya saya tak pernah membayangkan ada perkampungan di atas bukit ini, tapi inilah nyatanya. Luar biasa, saya jadi banyak bersyukur. Salut sekali dengan penduduk disini, dengan segala perjuangan dan semangatnya. Ah..banyak yang terlintas di kepala ini, perjuangan, pendidikan, semangat, kesungguhan..
Cukup sampai di sini? O, belum kawan, masih ada dimensi lain lagi, keindahan yang akan kita temukan. setelah parkir motor di Kubang Balambak, lanjut track jalan kaki 30 menit. Dannnn, akhirnya berjumpa dengan kebun
"Gambia" untuk sejanjutnya bersua juga dengan
"Aia Tajun Lubuak Batu Bulan"...Luar Biasa, sekilas biasa, tapi setelah dihayati jadi semakin mengerti bahwa semua tak ada yang sia-sia.
Next, Makan siang, sholat Dzuhur dan menikmati keelok-kan nya, sekalipun masih banyak sampah disana. Kembali pulang dengan jalur yang berbeda, Kubang Balambak, Jorong Aia Putiah Kec. Harau, lanjut menuju Kelok Sembilan yang sekarang jadi icon wisata jalan di Kabupaten Lima Puluh Kota. Tancap gas, Alhamdulillah sampai kembali di rumah masing-masing.
"Inilah kawan, inilah saudara, ia tak menuntut lebih dari mu, hanya meminta mu menjadi seorang yang banyak memberi arti pada siapa pun, yang ada ketika engkau butuh, yang setia berbagi cinta kala asa tak bertepi, yang setia mendengarkan curhat-curhat mu dikala engkau sedang butuh semangat, yang tak pernah menyakiti mu walaupun sedang di belakang mu. Yah..inilah saudara ia tempat berbagi dalam suka ataupun duka. Next trip's..? Kita tunggu tanggal mainnya, sembari bersiap menyusun langkah untuk menguatkan cinta selalu pada Rabb penguasa segala cita dan harapan"