Banyak yang bertanya, sampai
dimanakah engkau mampu menjalani hidup ini? Tentu jawabannya akan berbeda dari
masing-masing mulut manusia. Tidak bisa digambarkan dengan logika, tak bisa
dibayangkan dengan nalar, butuh proses dan hikmah untuk menjalani kehidupan
ini. Semenjak kecil, mungkin setiap kita bisa tertawa lepas tanpa beban, bisa
menangis keras tanpa tau sakit hati dari tangisan itu, habis begitu saja ketika
air mata sudah hilang di pelupuk mata.
Apa yang ku pikir tentang pagi
dan senja hari, ia sebuah peradaban kehidupan yang senantiasa memutar dengan
penuh imajinasi. Penuh inspirasi, tak banyak orang bersama mu disini membangun
peradapan kehidupan ini. Yah..kehidupan ini, ia tak bisa di dapat hanya dari
jenjang pendidikan formal di bangku sekolah dan bangku-bangku perkuliahan, ntah
itu sampai jenjang ke berapa pun? Yah..kehidupan penuh makna, tak hanya bisa di
dapat dari jenjang karir yang tinggi, tidak teman, ia butuh pembelajaran, butuh
penalaahan yang dalam.
Apakah aku terlalu berpikir
dalam? Tidak teman, hanya bisa sedikit berbagi, bahwa perkuliahan sejati
tidaklah di bangku formal, inilah hidup sobat. Kadang, berjalan mulus tanpa
rintangan, tersenyum bahagia menyaksikan para muda-mudi berjalan penuh
semangat, kadang ia pun menangis tak tahu sebab, lalu lalang manusia tanpa
henti mengejar dunia yang tak berarti. Ah..sudahlah, terlalu banyak retorika,
hanya ada topeng-topeng berwujud tak sesuai jati diri, ia di makan oleh ke
egoisan. Ah..sudahlah, terlalu banyak kemunafikan, tidak teman..saya sedang
dalam keadaan sadar, sedang berusaha menilai dan mengambil hikmahnya untuk diri yang masih banyak kurangnya.
Sudah lama berada di sini, di
bumi yang Engkau ciptakan sangat indah, indah sekali, sampai mata ini tak
berkedip saat menyaksikan keindahan yang Engkau berikan. Tapi, tidak teman,
semuanya hanya akan jadi fotamargana kala diri tak mampu bersyukur. Inilah
hidup sobat, kadang bukan masalah waktu dan umur, tapi ini masalah dewasa,
kemampuan diri menerawang jauh pada setiap dimensi kehidupan ini. Yah..Realita
kehidupan lah mengajarkan ku banyak hal, banyak orang yang sangat baik, tentu
sangat banyak sekali orang yang jahat, sekalipun pada dasarnya ia tak memilih
pada yang jahat, kehidupan jualah yang menariknya jauh pada kebaikan. Banyak
juga topeng-topeng manusia yang menyamar ambisi sesaat, lalu menghilang tanpa
bekas. Yah..sudahlah..kehidupan jualah yang beraksi di sini. Walaupun pada
dasarnya setiap kita punya pilihan, pilihan menjadi yang baik, namun ia
kejar mengejar dengan kebaikan yang terlalu suci untuk kau rampas. Ahh..aku
sedang tidak mengeluh, tapi aku sedang belajar, memaknai hidup ini dalam
putaran masa yang senantiasa banyak mengajarkan kekokohan keimanan, semoga
begitu juga dengan mu teman. Karena cita kita sejatinya hanya ingin berkumpul
bersama di JannahNya.
Topeng-topeng itu tidak
berpenghuni teman, ia hanya singgah lalu pergi tanpa bekas.
Ah..sudahlah..jangan kau bawa-bawa topeng dalam urusan ini. Ini hanya urusan
naluri kemanusiaan, kadang bisa baik, kadang pun bisa memangsa orang-orang tak
bersalah.
Tulisan ini sengaja ku tuliskan
dalam bentuk yang berbeda dari tulisan-tulisan sebelumnya, kadang ada
personifikasi, sekalipun coba ku ulas dengan bahasa deskriftif.
Ah..sudahlah..Ia lagi-lagi hanya sebuah pencitraan dengan arah yang jelas bahwa
“inilah hidup sobat” dalam nyatanya dunia ini, tak bisa kau dapatkan dalam
bangku-bangku formal sekalipun..”Hidup Manusia”.
tetaplah santun sekalipun hati mu
sedang gundah,
Tetaplah jujur sekalipun semua
orang membencimu
Karena kejujuran itu
berdarah-darah..
Tetaplah tersenyum, sekalipun
hatimu sedang remuk
Tetaplah gigih membentuk
peradaban kebenaran,
Sekalipun semua orang tak sejalan
dengan mu
Tetaplah berjalan sampai
kelelahan lelah menyertai mu
Karena sejatinya engkau sedang
berjuang selamanya,
Menembus batas-batas kenormalan
bagi sebagian orang..
Tetaplah tegakkan kepalamu, tatap
masa depanmu, sekalipun jalan itu berliku
Karena janji Pencipta mu itu pasti..
“Hidup Manusia” dan kembalilah
pada Rabb mu,
selanjutnya akan engkau rasakah
dimensi lain dari hidupmu yaitu “SYUKUR”
Payakumbuh “ 22-06-2014” Sejuta
Laskar Bersemangat
0 komentar:
Post a Comment