Nilai ukhuwah itu mahal..
Redaksi imajinasi..
Mengitari alur dimensi peristiwa memang sulit untuk ditafsirkan namun untuk berpikir sebuah ketajaman analisa saya dapat ilmunya sore ini, saat semua pengunjung sidang telah keluar, yang ada hanya beberapa orang saja. Yah..ketajaman analisa yang tertangkap oleh saya sore ini, bahwa apapun itu namanya tetaplah harus bertindak sesuai pikiran yang matang, tak bisa asal loncat atau asal ngomong, perlu analisa, tak gampang memang.
Mengenai redaksi tentu saja hanya sebuah pembuka, selajutnya tetap saja sebuah analisa berpikir yang jernih, mendudukkan yang benar sebagai sebuah kebenaran yang mutlak dan mendudukkan sesuatu kekeliruan serta meyakinkan kalau itu adalah kesalahan, jadi ada titik terangnya. Berawal dari sebuah redaksi imajinasi selajutnya diakhiri dengan putusan yang sarat makna..
Asupan energi positif
Pangek Lapuak..
Konsepsi Musyawarah..
Ayunan Mini..
Dibalik rasa keadilan..
Penjara gelap..
Kekerdilan jiwa..
Lantunan murattal Ustd. Hani Ar-Rifai sangat jelas terdengar dalam ruangan yang tak terlalu besar, hanya berukuran empat kali lima meter. Sangat jelas sekali, sambungan kata per kata yang memberi energi ruhiyah sangat tinggi. Jikalah diterjemahkan dalam bahasa syair tak kan pernah ada yang mampu menandingi isi kandungannya.
Beberapa saat waktu itu akan berputar, hanya sesaat dan dalam hitungan detik, ia akan terus mengalir seperti air yang mengalir sangat cepat sekali. Darah yang mengalir dalam tubuh-tubuh kita ikut mengikuti getaran-getaran jiwa yang haus akan cinta dan rindu akan jiwa-jiwa yang cinta akan setiap lantunan nama-nama Mu, lantulan ayat-ayat cinta Mu.
Perlahan-lahan namun pasti ia akan menembus sebuah naluri kejiwaan namun tidak untuk sebuah retorika yang mengatasnamakan keangkuhan dan kesombongan. Seperti kesombongan syetan ketika diperintahkan untuk bersujud kepada nabi Adam AS. Ada benteng keangkuhan yang sangat tinggi untuk sebuah kata perenungan yang dalam. Dan keangkuhan akan melahirkan kekerdilan jiwa.
”Jiwa-jiwa akan sirna, yang tersisa hanya sebuah naluri keimanan, jiwa-jiwa akan musnah kecuali ada ruhaniyah, apakah itu baik atau buruk, ia akan terus hidup selamanya dalam alamnya. Jiwa-jiwa yang kerdil akan ikut lari, yang tinggal hanya sebuah roh yang tak berjasad. Kala keangkuhan akan hilang dan sirna saat keimanan terus bersemanyam dalam jiwa-jiwa yang selalu tertunduk pada Zat Pencipta.”
(Saat gema-gema Ayat-Ayat cinta masih saja terngiang-ngiang jelas sekali dalam batas kekerdilan jiwa untuk selalu menghambakan diri pada Mu)
Silahkan engkau lajutkan..
(Tulisan ini bukanlah sebuah kepastian dan kenyataan, inilah hanya rangkaian-rangkaian dari kumpulan partikel-partikel imajinasi ku yang tak seberapa, hanya coretan yang berusaha ku satukan dalam skenario berpikir ku, kadang melompat dan berlari jauh sekali karena aku punya ”mimpi” yang sangat luas bagi ku maknanya)
Dia masih saja sibuk membuka lembaran-lembaran kertas yang tak jauh dari posisi duduknya, tepatnya ada di samping tas di atas meja membaca dan menulisnya. Kertas-kertas yang baginya sangat penting sekali karena ini berisi sebuah amanah besar yang harus ia tularkan pada semua orang terutama untuk dirinya sendiri.
Malam masih saja terus bertambah larut, tak ayal jam yang tepat berada di atas meja belajarnya telah membawa jarum panjang di posisi angka satu sedangkan untuk jarum panjangnya, ia tak terlalu peduli karena semua lembaran-lembaran kertas itu telah menyita tenaga dan pikirannya.
Sebelah samping ruangan yang berbatasan dengan alam lepas menambah bahwa malam sudah semakin larut. Bukan, bukan malam yang ia takutkan namun kecemasan lah yang membuat ia tambah takut. Cemas yang terus menghantui setiap langkah dan geraknya.
Dunia perkuliahan serta pekerjaan dalam waktu yang banyak ditambah setumpuk aktifitas organisasi bukanlah halangan untuk sebuah cita. Cita akan sebuah dedikasi moral, dedikasi kesungguhan, dedikasi mimpi, dedikasi visi dan misi dan sangat banyak lagi dedikasi lainnya yang akan ia wujudkan. Perkuliahan yang sangat ia gemari dengan tulus serta dunia kejiwaan sangat menyita perhatiaan, sekalipun baginya tak seberapa memikirkan itu dibandingkan memikirkan segudang amanah besar. Yah, dia adalah sesosok gadis yang berperawakan sedang dan suka berkomunikasi serta yang terpenting seorang mahasiswi universitas ternama.
Setumpuk bahan ajar yang harus kejar tayang karena program sekolah yang menuntutnya untuk selalu bisa memberikan yang terbaik untuk anak didiknya, Ia juga menjadi tenaga pendidik pada sebuah sekolah swasta. Tak lah apa karena baginya kuliah atau bekerja sama saja, sama-sama mengajarkan padanya sebuah dedikasi perjuangan serta dedikasi rasa bertanggung jawab.
Aktifitas yang sama ia lakoni dengan berusaha memberikan yang terbaik untuk orang lain, kesiapannya untuk selalu berkorban serta ketulusannya untuk selalu memberi. Lengkap sudahlah jika dihitung satu persatu, manusia baik yang selalu di harapkan oleh setiap orang. Langkah-langkah yang sudah terobsesi sebuah harapan, langkah yang selalu ia jaga dalam setiap kebaikan, langkah yang ia tularkan pada setiap orang serta langkah-langkah yang inginkan suatu saat akan bertumpu pada sebuah kepastian untuk bergerak yang lebih jelas lagi. Sampai ia temukan mimpi-mimpi itu pada lembara-lembaran kertas yang tak jauh dari posisi duduknya..
(Aku bukanlah bermaksud membuat mu bingung dengan membaca tulisan ku ini namun memang sengaja ku tulis seperti ini agar engkau semua bisa menuntaskannya dalam episode hidup mu masing-masing, menuntaskan yang bagi ku sangat luas, luas sekali.. Menuntaskan sebuah pilihan, menuntaskan sebuah tujuan, menuntaskan semua janji, menuntaskan sebuah visi dan misi dan banyak lagi yang akan ku selesaikan termasuk lembaran-lembaran kertas yang masih saja ku buka-buka..lalu kuterjemahkan dalam imajinasi..bahwa aku butuh sebuah langkah untuk merobah kebaikan menjadi ssuatu yang lebih baik, merobah nilai positif menjadi nilai istimewa, merobah manfaat waktu menjadi nilai manfaat dan berdaya guna, merobah mimpi menjadi kenyataan..maka marilah kita bermimpi dalam imajinasi mu masing-masing..)
(Silahkan engkau lanjutkan perjalanan mu dalam hidup ini karena kapal akan terus berlayar selama masih ada yang mengendalikannya, jalan akan terus tertempuh selama ada langkah yang terus bergerak, dunia akan selalu berkembang selama ada kemauan untuk memberi ilmu untuknya, kepercayaan akan selalu terjaga selama kejujuran selalu tertanamkan.)
gambar:http://argawana-triarga.blogspot.com/2010_09_01_archive.html
Negeri ini sedang sakit..
Wahai perusak paru-paru ku..
Ketika sayap ku patah satu..
Bermain layang-layang..
Selembut senyumnya..
Tak selang beberapa waktu azan Ashar akan berbunyi, ambil posisi tancap gas terus menuju mesjid yang tak jauh dari jalan besar. Yap, ambil posisi parkir yang tak jauh tepatnya di pekarangan mesjid yang..mmm asri bagiku. Duk..duk..bunyi mikrofon di tes oleh yang ambil alih azan, anak-anak sudah berkumpul di halaman mesjid, berlari kian kemari, senang rasanya melihat wajah-wajah polos mereka, senyum dan tertawa tanpa beban, memaki seragam yang siap selajutnya setelah sholat ashar berjamaah dengan iqra' dan alqur'an di tas dan di tangan. Dari sekian banyak anak, aku tambah terpesona, persis pada anak di sebelahku. Langsung dengan mukena kecil dan rapi ia ambil posisi di sebelah kanan ku. Wajah yang putih bersih, kira-kira baru berumur 3 tahun, wajah dengan senyum mengembang. Ku usap kepalanya mesra, dia malah tambah akrab dan tersenyum. "sama siapa kesini? kata ku.."Sama nenek"jawabnya..mmm lagi-lagi ia tersenyum...indah sekali. Aku terpesona pada ciptaan Mu ini..tenang di wajahnya, lembut mukanya, terpancar pembiasaan kesopanan dan santun dalam dirinya. Dan satu lagi, cinta pada rumah Allah..
Aku hanya mengamat dan pencinta mereka, ikut memberiku energi setelah Ashar berjamaah di mesjid itu, baru sekali itu ke sana..Ya..yah..anak-anak pun bisa memberi energi yang baik untuk kita, tak harus lah untuk bercakap-cakap lama, cukup sepatah dua kata bisa memberi makna yang luas. Cukuplah hanya sentuhan lembut pada kepalanya, bukti sayang dan ketulusan jiwanya telah terlihat. Aku hanyalah sesaat mengenalnya, sesaat saja, namunbagi ku tak penting banyak hal, hanya sebuah kedekatan hati. Ruhiyah sebuah peradapan akan cinta pada Illahi..tak lebih dari itu..Ba'da ashar selembut senyum manis gadis mungil yang bermukena putih, selajutnya siap tancap gas ke kota kelahiran ku..
Soal buah yang ranum di atas, hanyalah pembuka dari tulisan ku..hehe..sebagai pengganti senyum gadis kecil yang ku temui..berusaha menganalogikan..haha..nyambung gk yah..angggap aja nyambung, setidaknya maksud ku..adalah yang tulisannya di bold dan Ctrl i..kenapa harus panjang-panjang klo hanya segitu kesimpulannya..silahkan dimaklumi saja..baru belajar menulis..